Tuesday, August 21, 2012

Menolong Orang yang Zhalim: Sebuah Konsep Islam yang Unik


Menolong Orang yang Zhalim: Sebuah Konsep Islam yang Unik
Oleh:
Muhammad Ardiansyah
Suatu hari Rasulullah saw bersabda “tolonglah saudaramu baik yang berbuat zhalim atau yang dizhalimi” lalu seorang sahabat bertanya “Ya Rasulullah, saya bisa menolongnya ketika ia dizhalimi, tapi bagaimana dengan pendapatmu menolongnya ketika ia berbuat zhalim?, bagaimana aku harus menolongnya?” Rasulullah saw menjawab “Kau halangi dia dari perbuatan zhalim, itu berarti engkau menolongnya” (HR Bukhari)
Hadits di atas mengandung sebuah konsep kasih sayang (rahmat) dalam Islam yang begitu luas. Hadits ini juga menunjukkan kepada kita akan kecerdasan intelektual Nabi Muhammad saw yang luar biasa. Beliau mampu berpikir pada tingkatan yang kebanyakan orang melupakannya atau tidak mengetahuinya.
Zhalim adalah lawan dari adil. Jika adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya, maka zhalim adalah sebaliknya meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Bentuk kezhaliman pun beraneka ragam. Contoh yang mudah misalnya meletakkan peci di kepala adalah sebuah keadilan, tapi jika peci diletakkan di kaki itu adalah kezhaliman. Dalam sekup yang lebih luas tentu menganalogikan dan membedakan antara perbuatan adil dan zhalim bukanlah hal yang sulit. Ukurannya mudah saja, apakah seorang itu meletakkan sesuatu sesuai tempatnya? Jika tidak, maka orang tersebut bisa disebut zhalim. Tapi jangan lupa, kita jangan hanya memberi label zhalim pada dirinya, tapi sesuai perintah Nabi Muhammad saw kita pun harus menolongnya.
Orang yang durhaka kepada orang tua adalah orang yang zhalim. Sebab orang tersebut telah melupakan jasa orangtuanya yang begitu besar dan takkan terbayarkan sampai kapanpun. Oleh karena itu, si anak durhaka tadi harus ditolong dengan cara diingatkan betapa besar pengorbanan kedua orangtuanya. Bahkan Allah swt menyandarkan keimanan kepada-Nya dengan berbuat ihsan kepada kedua orangtua (QS al-Isra:23). Ini adalah bukti betapa orang tua harus dihormati dan dimuliakan, bukan dihina, dicaci dan disakiti.
Orang yang berzina atau melakukan hubungan sejenis juga termasuk orang yang zhalim. Sebab orang tersebut telah meletakkan spermanya di tempat yang haram dan juga melawan fitrah. Orang tersebut tentu wajib ditolong. Caranya berikan pemahaman yang yang benar kepadanya dengan cara yang bijak. Islam adalah agama yang sangat memahami fitrah dan naluri manusia. Islam tidak pernah melarang manusia untuk menyalurkan syahwat biologisnya, namun Islam mengatur caranya agar lebih indah dan membawa ketenangan hidup. Yaitu melalui ikatan pernikahan yang sah antara laki-laki dan perempuan. Bukan membiarkan manusia melampiaskan syahwatnya sebebas-bebasnya. Sebab jika demikikan, manusia tak ada lagi bedanya dengan binatang. Islam agama yang suci. Di saat umat lain menerapkan praktek selibat, Nabi Muhammad saw malah memproklamirkan dengan lantang bahwa nikah adalah sunnah yang diamalkannya. Bahkan beliau pun menganjurkan umatnya untuk menikah.
Seorang yang menyekutukan Allah swt dengan apapun juga telah berbuat zhalim. Sebab orang tersebut telah memberikan derajat yang berlebihan kepada selain Allah swt. Bahkan kemusyrikan ini termasuk kezhaliman yang terbesar (QS Luqman:13). Sebab itu, orang ini pun perlu ditolong. Caranya sampaikan da’wah Islam kepadanya dengan cara yang bijak, penuh nasehat, dan jika perlu diskusi silakan tapi dengan cara yang baik (QS al-Nahl:125), bahwa Allah swt adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dengan sebenar-benarnya. Allah swt adalah Tuahn yang Esa, tidak beranak dan tidak diberanakkan, serta tidak ada yang menyamainya (QS al-Ikhlas :1-4). Allah swt telah memperkenalkan namanya melalui wahyunya yaitu al-Qur’an bahwa nama-Nya adalah Allah dengan cara bacaan tertentu (QS Thaha:14, QS al-Qashash:30). Kata "Allah" tidak boleh diucapkan sembarangan, tetapi harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah saw, sebagaimana bacaan-bacaan ayat-ayat dalam al-Quran. dan tentunya da’wah yang disampaikan tersebut harus berpegang pada prinsip tidak ada paksaan untuk masuk agama Islam (QS al-Baqarah: 256).
Dari beberapa contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perbuatan zhalim tidak boleh dibiarkan. Dan orang yang berbuat zhalim wajib diberi pertolongan. Dan wujud dari pertolongan kepada orang yang zhalim tersebut adalah da’wah Islamiyyah dengan cara yang bijak. Da’wah yang mengajak, bukan mengejek, da’wah yang merangkul bukan memukul, dan sebagainya. Dengan menjalankan da’wah Islamiyyah, berarti umat Islam telah mewujudkan bahwa Islam adalah agama yang membawa misi kasih sayang untuk alam semesta (rahmatan lil alamin).  
  

No comments:

Post a Comment